Archives January 2025

Suntik Botox, Ketahui Manfaat dan Efek Sampingnya

Suntik botox telah lama dimanfaatkan dalam dunia kecantikan untuk mengencangkan kulit dan menghilangkan kerutan. Namun, sebelum Anda memutuskan untuk mendapatkan suntik botox, ketahui terlebih dahulu tingkat keamanan dan efek sampingnya.

Botox atau botulinum toxin adalah obat yang terbuat dari bakteri Clostridium botulinum, yaitu bakteri penyebab botulisme. Selain untuk kecantikan atau estetika, botox juga kerap digunakan untuk mengatasi kondisi medis tertentu, misalnya gangguan saraf.

Di Indonesia, botox sudah terdaftar resmi sebagai obat pelemas otot dengan kategori obat keras yang hanya dapat dibeli dengan resep dokter dan harus digunakan di bawah pengawasan dokter.

Cara Kerja Suntik Botox

Botox bekerja dengan cara memblokir aktivitas saraf dan otot, sehingga otot akan melemah dan lumpuh sementara waktu. Inilah yang membuat keriput atau kerutan di kulit sekitar lokasi penyuntikan tampak berkurang atau bahkan hilang.

Efek botox biasanya baru dirasakan beberapa hari setelah obat disuntikkan dan akan bertahan selama 3–6 bulan. Setelah itu, lambat laun otot akan berkontraksi dan kerutan di kulit bisa muncul kembali. Meski begitu, kerutan tidak separah sebelumnya karena otot akan mengerut setelah lama dilumpuhkan.

Dosis pemberian botox dan area kulit yang perlu disuntik tergantung pada kondisi kesehatan dan respons tubuh terhadap obat tersebut.

Manfaat Suntik Botox untuk Kecantikan dan Kesehatan

Suntik botox lebih dikenal untuk perawatan kecantikan, terutama perawatan antipenuaan. Padahal, botox juga memiliki banyak manfaat dalam bidang kesehatan. Berikut ini adalah manfaat suntik botox di berbagai bidang:

Bidang kecantikan

Dalam dunia kecantikan atau estetik, manfaat suntik botox adalah sebagai berikut:

  • Mengurangi atau menghilangkan garis halus serta kerutan di sudut luar mata, antara alis, dan dahi
  • Membentuk atau memperbaiki tampilan wajah, seperti membuat wajah menjadi lebih tirus
  • Mengatasi rambut bercabang, tipis, dan rusak

Bidang kesehatan

Dalam bidang medis atau kesehatan, suntik botox sering kali dimanfaatkan untuk mengobati kondisi berikut ini:

  • Kandung kemih terlalu aktif
  • Inkontinensia urine pada orang dewasa
  • Sakit kepala pada penderita migrain kronis
  • Otot kaku di area siku, pergelangan tangan dan kaki, serta jari tangan dan kaki
  • Nyeri leher dan posisi kepala yang tidak normal pada penderita distonia serviks
  • Masalah mata, seperti mata juling dan blefarospasme
  • Keringat berlebih (hiperhidrosis), terutama di area ketiak
  • Mata malas
  • Gangguan saraf tertentu, seperti cerebral palsy

Berbagai Efek Samping Botox

Suntik botox umumnya aman selama dosis yang diberikan tepat dan dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. Meski begitu, suntik botox juga dapat menimbulkan beberapa efek samping berikut ini:

  • Nyeri, bengkak, atau memar di lokasi suntikan
  • Sakit kepala
  • Demam
  • Kedinginan
  • Kelopak mata turun atau alis miring
  • Bibir tampak miring dan keluar air liur
  • Mata kering atau keluar air mata secara berlebihan

Perhatikan sebelum Memutuskan Suntik Botox

Bila Anda ingin suntik botox, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dipertimbangkan:

  • Siapkan biaya lebih besar, karena cukup mahal.
  • Perlu dilakukan lebih dari 1 kali, karena hasilnya tidak permanen.
  • Cari referensi dokter yang kompeten untuk melakukan prosedur ini.
  • Ketahui jenis dan merek botox yang akan digunakan.
  • Cek apakah alat suntik botox yang digunakan kondisinya baru dan tersegel.
  • Ketahui apa saja efek samping suntik botox.

Selain itu, suntik botox tidak boleh dilakukan jika Anda sedang mengalami kondisi berikut ini:

  • Berencana hamil, sedang hamil, atau sedang menyusui
  • Mengalami pembengkakan atau infeksi kulit di sekitar area yang akan disuntik botox
  • Memiliki gangguan otot, seperti lemah otot atau kelumpuhan
  • Memiliki alergi terhadap botox
  • Menjalani pengobatan tertentu

Selama beberapa waktu setelah suntik botox, hindari berkendara atau melakukan aktivitas apa pun yang memerlukan penglihatan dan konsentrasi. Selama 3 hari setelah disuntik botox, hindari memijat atau menggosok wajah, melakukan olahraga berat, berjemur, atau melakukan sauna.

Jika setelah suntik botox Anda mengalami efek samping, seperti sulit berbicara, sulit menelan, sesak napas, kelopak mata turun, atau gangguan penglihatan, segeralah periksakan diri ke dokter.

5 Bahan Kosmetik Berbahaya dan Tips Menghindarinya

Bahan kosmetik berbahaya tidak hanya dapat merusak kulit, tetapi juga membahayakan kesehatan. Oleh sebab itu, penting untuk mewaspadai adanya bahan kosmetik berbahaya, terutama pada produk-produk yang berani menjanjikan hasil yang instan.

Kosmetik umumnya digunakan sehari-hari oleh para wanita untuk mempercantik wajah. Karena pemakaiannya yang rutin dan biasanya dalam waktu yang lama, kandungan kosmetik pun harus dipastikan aman untuk kesehatan.

Meski sudah ada standar dan aturan untuk bahan kosmetik, masih ada produk yang menggunakan bahan kosmetik berbahaya. Selain itu, ada pula produk kosmetik yang menggunakan bahan tertentu dalam jumlah berlebihan atau melebihi batas yang diperbolehkan.

Berbagai Bahan Kosmetik Berbahaya

Jika menggunakan kosmetik, apalagi secara rutin, Anda perlu mengetahui bahan-bahan berbahaya yang bisa terkandung di dalamnya. Dengan begitu, Anda dapat lebih berhati-hati saat memilih produk kosmetik.

Berikut ini adalah beberapa bahan kosmetik berbahaya yang memberi dampak buruk pada kulit maupun kesehatan tubuh secara keseluruhan:

1. Merkuri

Merkuri biasanya ditambahkan pada eye shadowblush on, dan bedak sebagai bahan pengawet. Selain itu, bahan kosmetik berbahaya ini juga dapat ditemukan di dalam krim pemutih kulit.

Merkuri bisa diserap melalui kulit dan menyebabkan ruam, jerawat, dan kulit berwarna keabu-abuan. Selain itu, paparan merkuri yang terhirup masuk ke paru-paru menyebabkan batuk, susah napas, mual, muntah, atau gusi berdarah. Dalam jangka panjang, paparan merkuri akan merusak otak, sistem saraf, dan ginjal.

Oleh karena itu, sebelum membeli kosmetik atau produk perawatan kulit, periksa dengan teliti kandungan di dalamnya. Merkuri biasanya ditulis dengan berbagai istilah, seperti “mercurous chloride,” “calomel,” “mercuric,” atau “mercurio”.

2. Hidroquinon

Hidroquinon merupakan bahan yang sering digunakan pada produk pemutih kulit. Bahan ini memang dapat mengurangi jumlah melanosit, yaitu sel yang memproduksi zat pewarna melanin.

Sebenarnya bahan ini diperbolehkan jika konsentrasinya dalam produk tidak lebih dari 2%. Namun, Anda tetap tidak disarankan menggunakannya dalam jangka panjang dan tanpa anjuran dokter. Nama lain dari hidroquinon yang tertera dalam produk biasanya adalah “tocopheryl acetate”.

Penggunaan jangka panjang bahan kosmetik berbahaya ini kerap dikaitkan dengan ochronosis, yaitu kelainan pigmentasi yang menjadikan kulit mengalami bercak hitam kebiruan.

3. Formalin

Formalin biasa digunakan untuk mengawetkan jenazah. Zat ini bersifat karsinogen yang berarti dapat memicu kanker. Beberapa jenis kosmetik bisa saja mengandung formalin, misalnya krim pelurus rambut, sabun mandi, sampo, losion, dan tabir surya.

Terlalu lama atau terlalu sering terpapar bahan kosmetik berbahaya ini dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan pernapasan, mual dan muntah, iritasi kulit, perih pada mata, hidung, dan tenggorokan, hingga kanker.

4. Phthalates

Phthalates adalah bahan kimia yang terdiri atas diethyl phthalate (DEP), dimethyl phthalate (DMP), dan dibutyl phthalate (DBP). Bahan kimia ini biasanya dijadikan sebagai pewangi pada produk kecantikan, seperti cat kuku, sampo, parfum, sabun, losion, dan hair spray.

Jika Anda sedang hamil, Anda disarankan agar lebih berhati-hati dalam menggunakan kosmetik yang mengandung phthalates. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa phthalates bisa meningkatkan risiko terjadinya gangguan perkembangan pada anak.

5. Timbal

Bahan kosmetik berbahaya yang juga sering ditemukan adalah timbal. Logam beracun ini kerap digunakan dalam produk lipstik.

Pada orang dewasa, penggunaan kosmetik berbahaya mengandung timbal dapat meningkatkan risiko terjadinya keracunan timbal serta kerusakan ginjal, otak, hati, dan tulang. Pada wanita hamil, paparan timbal dalam kadar tinggi dapat menyebabkan keguguran, kelahiran prematur, dan berat badan lahir bayi rendah.

Selain beberapa bahan di atas, ada beberapa bahan kosmetik berbahaya lainnya yang juga berisiko menimbulkan dampak buruk pada kesehatan, seperti chloroformtriclosanvinyl chloridebithionol, dan methylene chloride.

Tips Aman Menggunakan Kosmetik

Guna mengurangi risiko yang dapat ditimbulkan oleh bahan kosmetik berbahaya, Anda disarankan untuk lebih cermat dalam memilih dan menggunakan kosmetik. Berikut ini adalah beberapa cara yang dapat Anda terapkan:

  • Simpan kosmetik dalam wadah tertutup dan letakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari.
  • Hindari kosmetik dari paparan suhu panas yang dapat merusak kandungan pengawet di dalam kosmetik. Pengawet dalam kosmetik berguna untuk menghalau bakteri.
  • Hindari saling berbagi kosmetik dengan orang lain untuk mencegah infeksi dan penyebaran bakteri.
  • Gunakan kapas atau spons baru bila ingin mencoba sampel kosmetik di toko atau pusat perbelanjaan.
  • Hati-hati menggunakan kosmetik di bagian mata. Bila mata sedang mengalami iritasi, tunda pemakaian kosmetik hingga mata benar-benar pulih.
  • Segera buang kosmetik jika sudah berubah warna atau berbau.
  • Jangan gunakan kosmetik yang sudah lama atau melewati tanggal kedaluwarsa.
  • Usahakan untuk memilih kosmetik yang secara jelas mencantumkan semua bahan yang digunakan pada label kemasan.

Agar lebih aman, gunakanlah produk kosmetik yang sudah terdaftar dan mendapat izin edar dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Produk yang telah mendapat izin edar tersebut bisa dipastikan bebas dari berbagai bahan kosmetik berbahaya.

Khusus ibu hamil dan menyusui, pastikan memilih kosmetik yang aman dan sesuai kondisi kulit. Hal ini penting demi kesehatan dan keselamatan ibu serta bayi.

Jika setelah menggunakan produk kosmetik tertentu Anda mengalami keluhan, seperti kulit gatal, ruam, dan kemerahan, sebaiknya hentikan pemakaian produk tersebut dan konsultasikan ke dokter untuk mendapat penanganan bila memang ada paparan bahan kosmetik berbahaya pada kulit.

Keyword Terkait:

Cara Memilih Krim Pemutih dan Kandungan yang Aman untuk Digunakan

Memilih krim pemutih kulit tidak boleh sembarangan. Jika asal pilih, bisa saja krim pemutih yang digunakan tidak efektif atau justru menyebabkan masalah pada kulit. Oleh karena itu, Anda perlu lebih selektif dan teliti dalam memilih krim pemutih agar aman digunakan dan bisa mendapatkan hasil maksimal.

Krim pemutih merupakan salah satu produk kecantikan yang umum digunakan, terutama bagi mereka yang ingin memutihkan warna kulitnya. Namun, tak sedikit orang yang masih merasa bingung saat memilih krim pemutih kulit yang cocok.

Hal ini bisa disebabkan banyak hal, misalnya belum mengetahui secara pasti jenis kulit yang dimiliki atau kesulitan memilih produk apa saja yang cocok dengan kondisi kulit.

Mengenal Berbagai Jenis Kulit

Sebelum memilih produk perawatan kulit, ketahui lebih dulu jenis kulit yang dimiliki. Setiap orang umumnya memiliki jenis kulit yang berbeda-beda dan jenis kulit tersebut bisa saja berubah seiring bertambahnya usia.

Secara umum, jenis kulit terbagi menjadi lima, yaitu:

1. Kulit normal

Jenis kulit ini tidak terlalu kering dan tidak terlalu berminyak, sehingga terlihat bersih, halus, lembap, dan bercahaya. Selain itu, kulit normal juga memiliki pori-pori yang tidak terlihat.

2. Kulit kering

Kulit kering biasanya akan tampak kusam, kasar, dan berkeriput. Jika sudah parah, jenis kulit ini akan mudah mengelupas, menyebabkan iritasi, dan terasa gatal.

Ada beberapa hal yang bisa membuat kulit seseorang menjadi lebih kering, misalnya paparan sinar matahari berlebih, sering mandi air panas atau terlalu lama mandi, dan penggunaan produk pembersih atau perawatan kulit dengan bahan kimia keras.

3. Kulit berminyak

Jenis kulit berminyak disebabkan oleh produksi minyak atau sebum  yang berlebih, sehingga kulit wajah terlihat licin dan mengkilap. Selain itu, orang yang memiliki jenis kulit ini biasanya memiliki pori-pori kulit yang besar sehingga rentan mengalami jerawat, komedo, dan noda hitam.

4. Kulit sensitif

Kulit sensitif biasanya mudah mengalami iritasi dan terasa gatal serta kemerahan, terutama setelah terpapar zat kimia keras, debu, atau sinar matahari berlebih. Orang yang memiliki kulit sensitif perlu lebih berhati-hati dalam memilih produk perawatan kulitnya, termasuk krim pemutih.

5. Kulit kombinasi

Pemilik tipe kulit ini memiliki dua atau lebih jenis kulit pada wajahnya. Kulitnya bisa terlihat kering di beberapa bagian, tetapi di bagian lainnya berminyak, terutama di area dahi, hidung, dan dagu.

Beberapa Bahan Krim Pemutih yang Cocok untuk Setiap Jenis Kulit

Sebelum mengoleskan krim pemutih, perhatikan kembali kandungan yang biasanya tertera pada kemasan produk. Pastikan produk krim pemutih tidak mengandung bahan kimia keras dan aman untuk kulit.

Berikut ini adalah beberapa bahan krim pemutih yang tergolong aman untuk digunakan:

1. Kojic acid

Menurut beberapa penelitian, kojic acid diketahui efektif menghambat produksi melanin atau pigmen yang memberi warna hitam atau kecokelatan pada kulit dan rambut.

Kojic acid merupakan bahan alami yang berasal dari fermentasi beras dan biasanya digunakan untuk membuat sake atau arak khas Jepang. Meski bisa memutihkan kulit, bahan ini juga bisa menyebabkan iritasi dan kemerahan pada kulit sehingga tidak cocok untuk kulit senstitif.

2. Arbutin

Arbutin dikenal efektif untuk mengatasi hiperpigmentasi kulit, sehingga sering digunakan sebagai bahan utama dalam produk untuk memutihkan kulit serta mengatasi bercak hitam dan kulit kusam. Arbutin berasal dari daun bearberrycranberrymulberry, dan pohon pir.

3. Ekstrak tumbuhan

Beberapa produk krim pemutih ada yang ditambahkan ekstrak bahan-bahan alami, seperti lemon, timun, kacang kedelai, teh hijau, atau raspberry. Kandungan antioksidan pada ekstrak tumbuhan tersebut dipercaya dapat memutihkan kulit. Namun, hal ini masih perlu diteliti lebih lanjut.

4. Tretinoin

Zat yang bernama lain retinoid ini dapat mengurangi pembentukan melanin, sehingga efektif untuk memutihkan kulit. Namun, obat ini tidak boleh digunakan pada wanita hamil atau sedang dalam program hamil.

Tretinoin juga tidak cocok digunakan oleh pemilik kulit kering dan sensitif karena dapat menyebabkan iritasi.

Bahan-Bahan Berbahaya dalam Krim Pemutih Kulit

Selain bahan-bahan di atas, ada beberapa bahan pemutih yang ternyata tidak aman, tetapi terkadang masih ditambahkan di dalam produk krim pemutih. Berikut ini adalah beberapa bahan krim pemutih yang perlu Anda waspadai:

Hidrokuinon

Hidrokuinon (hydroquinone) sering kali digunakan sebagai bahan utama krim pemutih karena dapat menghambat produksi melanin atau pigmen alami kulit. Meski demikian, kadarnya harus dibatasi.

Bila kadarnya berlebihan, hidrokinon dapat menimbulkan gejala berupa kulit kemerahan dan sensasi terbakar atau tersengat.

Merkuri

Beberapa produk krim pemutih kerap menggunakan merkuri, karena dipercaya dapat membuat kulit tampak putih dan cerah dalam waktu singkat. Meski demikian, dampaknya terhadap kesehatan tidak dapat disepelekan.

Bila kadar merkuri yang digunakan lebih dari 0,007%, dalam jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, sistem saraf, kulit gatal, dan keracunan merkuri.

Kortikosteroid

Kortikosteroid digunakan untuk mengatasi peradangan pada kulit. Pada kasus tertentu, obat ini juga bisa digunakan untuk mengatasi masalah kelainan warna kulit, tetapi hanya boleh dipakai dalam jangka pendek dan sesuai resep dokter.

Kortikosteroid tidak dianjurkan untuk digunakan sebagai pemutih kulit dalam jangka panjang, karena bisa menimbulkan berbagai efek samping berbahaya, seperti penipisan kulit, daya tahan tubuh melemah, peningkatan tekanan darah, dan sindrom Cushing.

Penting untuk menggunakan krim pemutih yang cocok dengan tipe kulit dan selalu ikuti petunjuk pemakaian produk yang tertera di label kemasan.

Jangan lupa untuk memilih produk cream pemutih wajah yang telah mendapat izin edar resmi dari BPOM. Krim pemutih tanpa merek atau tidak terdaftar di BPOM mungkin saja mengandung bahan berbahaya yang dapat merusak kulit dan mengganggu kesehatan.

Jika Anda sudah menggunakan krim pemutih tetapi belum mendapatkan hasil yang diinginkan atau mengalami masalah kesehatan tertentu, misalnya gatal-gatal, kemerahan, dan bengkak, sebaiknya konsultasikan ke dokter agar dapat diberikan penanganan yang tepat.

Kulit Putih Berseri dengan Masker dari Bahan Alami

Memiliki kulit putih, bersih, dan bersinar merupakan dambaan hampir semua orang, terutama para wanita. Untuk mewujudkannya, Anda tidak harus mengeluarkan biaya yang mahal. Ada beberapa bahan alami yang bisa Anda gunakan sebagai masker untuk membuat kulit menjadi putih.

Kulit putih dan bersinar bisa Anda peroleh dengan menggunakan bahan-bahan alami, seperti buah-buahan, rempah-rempah, hingga yoghurt. Berbagai bahan alami tersebut dapat digunakan sebagai masker alami wajah.

Selain itu, beberapa bahan alami untuk kulit putih pun juga sudah banyak terkandung di dalam produk kecantikan dan perawatan kulit, sehingga lebih praktis dan mudah digunakan.

Berbagai Bahan Masker Wajah Alami untuk Kulit Putih

Ada beragam bahan alami yang dapat digunakan sebagai masker untuk membuat kulit lebih putih, di antaranya:

1. Lemon

Lemon dikenal sebagai buah yang sangat baik untuk kesehatan dan kecantikan kulit. Hal ini berkat kandungan vitamin C dan flavonoid yang bisa membuat kulit lebih cerah dan putih, serta menghapus noda kusam di wajah.

Untuk menggunakan lemon sebagai masker wajah, Anda bisa mencampur perasan air lemon, minyak almond, oatmeal, dan putih telur secukupnya. Setelah masker selesai dibuat, oleskan pada wajah dan diamkan selama 15 menit, kemudian bilas wajah hingga bersih.

Selain itu, air perasan lemon juga bisa dicampurkan ke bahan lainnya, seperti masker yang terbuat dari jus nanas dan timun.

2. Pepaya

Untuk memiliki kulit putih, bersih, kencang, dan terlihat awet muda, Anda bisa menggunakan masker pepaya. Kandungan enzim papain dan antioksidan pada buah pepaya baik untuk memperbaiki kerusakan kulit dan mengangkat sel kulit mati.

Masker alami dari buah pepaya juga baik untuk mengurangi flek atau bintik-bintik cokelat akibat paparan sinar matahari berlebih.

Untuk mendapatkan manfaat pepaya ini, Anda bisa menghaluskan daging buah pepaya, kemudian oleskan pada wajah dan diamkan selama 20 menit. Gunakan masker buah pepaya minimal seminggu sekali untuk mendapatkan hasil maksimal.

3. Bubuk kunyit

Kunyit merupakan salah satu tanaman herbal yang sudah digunakan sejak lama untuk memudarkan noda pada wajah, menghilangkan jerawat, serta membuat kulit lebih putih bersinar. Ini mungkin berkat kandungan zat antiradang, antioksidan, dan antibakteri yang terkandung di dalam kunyit.

Untuk menggunakan kunyit sebagai masker pemutih kulit alami, Anda bisa mencampur bubuk kunyit dengan air dan madu. Oleskan masker kunyit tersebut di wajah dan diamkan selama 15 menit, kemudian bilas wajah dengan air hingga bersih.

4. Yoghurt

Yoghurt memiliki kandungan asam laktat yang dapat mengangkat sel-sel kulit mati dan memudarkan bekas jerawat. Tak hanya itu, yoghurt juga bisa membuat kulit lebih putih, melembapkan kulit wajah, dan mengurangi kerutan halus pada wajah.

Untuk menggunakan yoghurt sebagai pemutih alami kulit, Anda bisa membuat masker yang terbuat dari campuran yoghurt dan beberapa tetes minyak esensial, seperti minyak almond atau minyak zaitun. Setelah itu, oleskan ke wajah dan biarkan selama 20–30 menit, kemudian bilas dengan air dan keringkan. Yoghurt juga bisa dicampurkan dengan buah yang bagus untuk kulit, seperti buah alpukat.

5. Teh hijau

Kandungan antioksidan, seperti polifenol dan flavonoid, yang terdapat di dalam teh hijau diketahui baik untuk memperbaiki dan mencegah kerusakan sel kulit, mengangkat sel kulit mati, serta melindungi kulit.

Selain itu, teh hijau juga mengandung hydroquinone yang dapat memutihkan dan menghilangkan noda hitam di kulit, serta membuat kulit lebih awet muda.

Untuk membuat masker teh hijau, campurkan beberapa sendok teh bubuk teh hijau dengan madu dan yoghurt, lalu oleskan ke wajah dan diamkan hingga 20 menit. Setelah itu, bilas wajah Anda hingga bersih.

6. Lidah buaya

Lidah buaya merupakan tanaman yang sudah digunakan sejak dulu sebagai pelembap alami dan penyubur rambut. Tanaman ini mengandung antioksidan, antiradang, serta zat yang dapat mencegah penuaan dini pada kulit dan memutihkan kulit.

Untuk memutihkan kulit dengan lidah buaya, Anda cukup memotong kulit lidah buaya, kemudian menghaluskan dagingnya. Oleskan pada kulit wajah selama 15–30 menit. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan produk gel atau masker lidah buaya yang kini banyak tersedia di pasaran.

7. Beras putih

Beberapa riset membuktikan bahwa beras putih mengandung zat asam fitat dan antioksidan yang baik untuk mengangkat sel kulit mati, mencegah penuaan dini, dan memutihkan kulit.

Oleh karena itu, beras putih dapat digunakan sebagai masker untuk membuat kulit putih dan cerah alami. Tak hanya itu, air cucian beras juga baik digunakan sebagai toner alami wajah.

Untuk membuat masker kulit dari beras, Anda cukup mencampurkan tepung beras dengan susu dan madu, lalu oleskan pada wajah dan diamkan selama 20 menit. Setelah itu, bilas wajah hingga bersih.

Selain menggunakan bahan-bahan alami yang telah disebutkan di atas. Anda juga bisa menggunakan masker dari tepung tapioka atau madu karena memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan kulit wajah. Pastikan Anda menerapkan cara pakai masker yang benar, ya.

Guna mendapatkan kulit putih, Anda pun perlu menggunakan tabir surya secara rutin dan menghindari paparan sinar matahari berlebih. Langkah tersebut juga penting untuk mencegah kerusakan kulit dan menurunkan risiko terjadinya kanker kulit.

Apabila Anda belum berhasil memperoleh kulit putih dan cerah meski telah menggunakan beberapa jenis masker dari bahan alami di atas, cobalah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan yang sesuai kondisi kulit Anda.