Bahaya Perut Buncit dan Cara Mengatasinya

Perut buncit tidak hanya berpengaruh pada penampilan, namun juga berbahaya terhadap kondisi kesehatan secara umum. Perut buncit berbahaya karena adanya penimbunan lemak. Apa saja bahaya perut buncit yang bisa ditimbulkan? Dan bagaimana cara mengecilkan perut buncit? Simak penjelasannya.

Perut buncit disebabkan penumpukan lemak pada bagian perut. Lemak di bagian perut ini terdiri dari dua macam, yaitu lemak subkutan dan lemak viseral. Lemak subkutan adalah lemak yang berada di bawah kulit. Lemak ini dapat dicubit dan terlihat.

Sedangkan lemak viseral berada di sekitar organ dalam tubuh sehingga tidak terlihat. Lemak viseral inilah yang sering dihubungkan dengan kondisi obesitas di perut. Selain berbahaya karena dapat meningkatkan risiko penyakit tertentu, seperti penyakit jantung, lemak viseral sangat sulit untuk dihilangkan.

Apa yang menyebabkan perut buncit?

Seperti halnya obesitas pada tubuh, perut buncit timbul oleh karena asupan makanan yang melebihi energi yang diperlukan untuk aktivitas fisik. Apabila Anda makan terlalu banyak, khususnya makanan yang tinggi gula dan kolesterol dan kurang berolahraga, Anda akan mengalami penumpukan lemak pada tubuh, termasuk lemak di perut. Terkadang perut buncit juga bisa disebabkan oleh sindrom metabolik.

Riwayat obesitas pada keluarga, kurang tidur, kebiasaan mengonsumsi alkohol, dan stres yang tinggi juga berpengaruh terhadap timbulnya perut buncit. Usia tua dan ketidakseimbangan hormon pada wanita menopause juga mempermudah timbulnya perut buncit.

Bagaimanakah perut buncit yang berbahaya?

Ukurlah lingkar pinggang Anda untuk mengetahui apakah Anda memiliki obesitas. Anda dapat menggunakan meteran yang dilingkarkan di perut Anda. Posisi meteran adalah sejajar ujung tulang panggul dan pusar. Seorang laki-laki dinyatakan menderita obesitas apabila lingkar pinggang melebihi 102 cm. Sedangkan pada perempuan, di atas 89 cm.

Untuk memantau status gizi, Anda juga bisa menghitung indeks massa tubuh. Semakin tinggi angka indeks massa tubuh, berarti semakin banyak jumlah lemak di dalam tubuh.

Bahaya yang Ditimbulkan oleh Penimbunan Lemak Perut

Bagi Anda yang memiliki perut buncit karena kebanyakan lemak, sebaiknya waspada, karena kondisi ini meningkatkan risiko sejumlah penyakit  yang berbahaya.

Kumpulan lemak di dalam tubuh bisa mengeluarkan senyawa peradangan dan hormon yang dapat mengganggu metabolisme tubuh. Senyawa-senyawa peradangan disebut juga sitokin. Zat ini dapat menyebabkan peradangan dalam tubuh sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan tekanan darah tinggi. Para peneliti juga menemukan bahwa senyawa sitokin dapat menyebabkan kanker tertentu. Disebutkan bahwa lemak perut berkaitan erat dengan kanker usus besar, kanker kerongkongan, dan kanker pankreas.

Bahaya perut buncit juga terkait dengan peningkatan produksi kolesterol buruk dan penurunan produksi kolesterol baik. Itulah mengapa perut buncit dapat meningkatkan risiko penyakit kolesterol tinggi. Selain itu, lemak berlebih juga menyebabkan insulin menjadi kurang efektif dalam mengontrol gula darah sehingga meningkatkan risiko diabetes. Selain itu, lemak berlebih juga dapat menyebabkan gangguan pernapasan, bahkan meningkatkan risiko kematian dini akibat penyakit kardiovaskular.

Cara Mengecilkan Perut Buncit

Seperti yang telah diterangkan sebelumnya, lemak viseral adalah lemak yang banyak berperan pada timbulnya perut buncit. Berbeda dengan lemak subkutan yang berada dekat dengan kulit, lemak ini berada di sekitar organ dalam, sehingga sulit untuk dihilangkan. Namun demikian, Anda dapat melakukan beberapa cara mengecilkan perut buncit.

Anda dapat mengencangkan otot perut Anda dengan sit-up atau gerakan lainnya, tetapi dengan hanya melakukan latihan-latihan itu tidak akan menyingkirkan perut buncit secara bermakna. Lakukanlah strategi kombinasi diet dan olahraga yang ditujukan untuk mengurangi berat badan, mengurangi lemak tubuh total sekaligus menghilangkan lemak di perut.

Meskipun mengecilkan perut buncit bukan perkara mudah, Anda tetap perlu berusaha untuk mengatasi perut buncit. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa dilakukan.

  • Perhatikan makanan yang dikonsumsi dan asupan kalorinya
    Untuk mengurangi lemak pada perut, Anda perlu mengurangi asupan kalori dalam tub Konsumsi kalori setidaknya dikurangi 500-1000 kalori per hari dari total kebutuhan. Kurangi karbohidrat dan mulai mengonsumsi banyak sayuran, buah, produk susu rendah lemak, produk biji-bijian utuh, dan protein tanpa lemak.
  • Perbanyak aktivitas fisik
    ­Kurangnya aktivitas dapat membuat Anda kesulitan mengecilkan perut buncit baik untuk pria maupun wanita. Jadi, mulai biasakan melakukan olahraga, dengan kombinasi latihan angkat beban dan Jika sudah tidak terbiasa melakukan olahraga berat, mulailah dengan rutin berjalan kaki atau yoga.
  • Kurangi konsumsi minuman beralkohol
    Selain tidak baik untuk kesehatan, minuman beralkohol juga dapat menyebabkan perut Anda menjadi buncit.
  • Hindari stres
    Stres juga dapat memicu perut buncit. Apabila Anda memiliki masalah, cobalah bermeditasi, lakukan relaksasi, dan berbincanglah dengan orang terdekat Anda.
  • Tidur yang cukup
    Kurang tidur dapat menyebabkan nafsu makan meningkat sehingga memengaruhi pola makan. Banyak penelitian juga menemukan bahwa kurang tidur berpengaruh pada peningkatan berat badan. Rekomendasi tidur sehari-hari untuk orang dewasa yaitu 7-8 jam per

Untuk mengecilkan ukuran perut mulailah untuk menjalani hidup sehat dengan menjaga konsumsi makanan Anda, mengubah gaya hidup, dan rajin melakukan olahraga untuk menghindari bahaya perut buncit. Anda dapat berkonsultasi ke dokter gizi untuk menentukan cara mengurangi lemak berlebih dan menjaga berat badan ideal yang tepat untuk Anda.

Tato Kosmetik, Ketahui Manfaat dan Keamanannya

Tato kosmetik kini makin populer karena bisa memperbaiki atau mendukung penampilan. Wanita biasanya memanfaatkan tato kosmetik untuk membentuk alis, memerahkan bibir, meronakan pipi, atau menutupi kekurangan pigmentasi kulit (vitiligo).

Penggunaan tato kosmetik dapat mempersingkat waktu wanita untuk berdandan. Riasan di alis, bibir, pipi, dan kulit yang kekurangan pigmentasi ini akan menetap secara permanen seperti tato biasa. Namun, Anda perlu mengetahui bahwa ada beberapa risiko dari penggunaan tato kosmetik.

Kelebihan Tato Kosmetik

Tato kosmetik bersifat permanen, sehingga Anda tidak perlu lagi repot memoles ulang lipstik, membentuk alis, memoles perona wajah, atau menutupi vitiligo menggunakan make up. Bibir dan pipi akan selalu terlihat merona dan alis tidak akan luntur meski Anda berenang.

Bagi orang yang mengalami kerontokan alis (alopecia) dan kekurangan pigmentasi kulit (vitiligo), tato kosmetik juga berguna untuk menyamarkan kondisi tersebut. Anda tidak perlu lagi repot untuk menutupi kekurangan ini dengan make up setiap kali akan bepergian.

Meski manfaat yang ditawarkan terlihat menggiurkan, jangan sembarangan membuat tato kosmetik. Anda harus melakukannya di tempat yang berlisensi dan mengetahui proses pembuatannya, termasuk bahaya yang mengintai.

Proses Aplikasi Tato Kosmetik

Proses penggunaan tato bibir, pipi, dan alis umumnya sama seperti tato pada bagian tubuh lain. Tato akan dibuat dengan jarum berisikan pigmen atau zat pewarna pada kulit yang disebut mikropigmentasi.

Sebelum tindakan tato dilakukan, sebaiknya tanyakan kepada pembuat tato tentang keamanan pigmen atau zat pewarna yang digunakan. Selanjutnya, lakukan tes alergi guna meminimalkan risiko munculnya reaksi alergi setelah tato kosmetik dibuat.

Jika tes alergi telah dilakukan dan dianggap aman, pembuat tato akan membuat pola pada area yang akan ditato. Area ini akan dioles dengan gel pereda rasa sakit. Selanjutnya, pigmen akan disuntikkan ke permukaan kulit menggunakan jarum getar yang steril.

Selama proses dilakukan, Anda mungkin akan merasakan perih di area kulit yang ditato. Setelah selesai, area kulit yang ditato juga akan tampak memerah dan membengkak. Warna pigmen tato kosmetik yang digunakan ke kulit juga akan terlihat begitu pekat dan licin.

Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ini akan memudar mengikuti warna yang Anda inginkan setelah 3 minggu. Setelah proses tato dilakukan, Anda disarankan untuk mengompres area yang ditato dengan kompres dingin atau mengoleskan salep antibiotik guna mencegah infeksi.

Setelah ditato, Anda juga perlu menghindari paparan sinar matahari selama beberapa minggu. Jadi, jika hendak bepergian di siang hari, gunakan tabir surya ke seluruh kulit, termasuk kulit yang ditato.

Risiko dan Bahaya Tato Kosmetik

Meski relatif aman, risiko dan bahaya dari tato kosmetik tetap ada. Berikut ini adalah beberapa risiko dan bahaya tato kosmetik:

1. Alergi

Seperti yang telah diungkapan sebelumnya, beberapa orang rentan mengalami reaksi alergi yang umumnya dipicu oleh pigmen atau zat pewarna tato. Gelaja alergi bisa bersifat ringan atau berat.

Oleh karena itu, Anda dianjurkan untuk segera berkonsultasi dengan dokter jika daerah yang ditato terlihat memerah, membengkak, terasa gatal, kulit mengelupas, atau bersisik. Ini dilakukan agar keluhan yang Anda rasakan tidak bertambah parah atau berkembang menjadi infeksi.

2. Infeksi

Infeksi kulit bisa terjadi jika Anda menato di salon kecantikan yang tidak tersertifikasi karena bisa saja salon tersebut menggunakan tinta tato yang tidak layak dipakai pada kulit, seperti tinta printer atau cat mobil. Infeksi kulit juga mungkin terjadi jika ada bakteri atau virus masuk ke kulit yang terluka saat pembuatan tato.

Selain itu, penyakit serius yang ditularkan melalui darah akibat penggunaan alat atau jarum tato yang tidak steril, seperti hepatitis C dan HIV, juga dapat terjadi. Jadi, perhatikan tinta dan kebersihan alat yang digunakan agar terhindar dari penyakit-penyakit ini.

3. Jaringan kulit rusak

Risiko dari penggunaan tato kosmetik berikutnya adalah granuloma, yaitu kelainan pada jaringan tubuh akibat peradangan. Selain granuloma, Anda juga mungkin mengalami keloid di sekitar area yang ditato akibat pertumbuhan jaringan bekas luka yang berlebihan.

4. Komplikasi MRI

Jika Anda menjalani pemeriksaan MRI (magnetic resonance imaging), riasan permanen dapat memengaruhi hasil pemindaian akibat interaksi antara area magnetis MRI dan kandungan oksida besi dalam pigmen tato kosmetik. Hal ini dapat menyebabkan peradangan ringan meski terbilang jarang terjadi.

5. Warna kulit menjadi belang

Aplikasi riasan permanen yang kurang terencana juga berisiko mendatangkan hasil yang kurang memuaskan. Akibatnya, Anda merasa perlu menghilangkan tato tersebut dengan laser.

Selain menimbulkan nyeri, penghilangan tato juga bisa membuat kulit bekas tato menjadi lebih terang (belang) atau bahkan meninggalkan bekas luka.

Risiko di atas dapat berbeda pada masing-masing orang. Jadi, jika orang lain tidak mengalami keluhan di atas setelah mengaplikasikan tato kosmetik di tubuhnya, bukan berarti Anda juga dipastikan bebas dari risiko apa pun.

Mengaplikasikan serta mengubah atau menghilangkan tato kosmetik tidak semudah yang dibayangkan dan mendatangkan risiko. Cermati dari segala sisi agar penggunaan tato benar-benar mendatangkan manfaat dan tidak menjadi penyesalan di kemudian hari.

Prosedur tato kosmetik sebenarnya relatif aman asalkan dikerjakan oleh tenaga profesional atau ahlinya. Oleh karena itu, buatlah tato kosmetik di dokter spesialis kulit atau kecantikan, atau seniman tato bersertifikasi.

Tenaga profesional ini biasanya lebih memperhatikan keamanan proses dari menato, mulai dari penggunaan alat-alat steril hingga pigmen warna yang akan digunakan di kulit.

 

Cara Merawat Kulit Berdasarkan Jenisnya

Cara merawat kulit sebaiknya disesuaikan dengan jenis kulit yang dimiliki. Perawatan kulit yang tidak tepat atau kesalahan dalam penggunaan produk perawatan justru bisa menimbulkan masalah pada kulit. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui cara merawat kulit sesuai jenisnya.

Kulit adalah organ terluar dan terluas yang berperan sebagai pelindung tubuh. Kulit mencegah tubuh dari dehidrasi dan infeksi serta menjaga suhu tubuh tetap stabil. Tak hanya itu, kulit juga membuat Anda bisa merasakan dingin, panas, dan nyeri, serta mengolah vitamin D dari sinar matahari.

Pentingnya peran kulit membuat Anda perlu mengetahui cara merawat kulit yang tepat sesuai jenis kulit yang dimiliki. Hal ini dikarenakan masing-masing jenis kulit memerlukan perawatan yang berbeda sesuai karakteristiknya.

Cara Merawat Kulit Sesuai Jenisnya

Berikut ini adalah beberapa cara merawat kulit sesuai jenisnya yang perlu Anda ketahui:

1. Kulit kering

Kulit kering umumnya tidak selentur jenis kulit lainnya. Kulit kering juga biasanya terlihat kusam, berkerut, mudah gatal dan iritasi, serta kasar.

Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih rentan memiliki kulit kering, di antaranya faktor genetik, paparan sinar matahari berlebih, perubahan cuaca, terlalu sering mandi air panas, atau penggunaan kosmetik yang tidak cocok.

Jika kulit Anda termasuk ke dalam tipe kulit kering, ada beberapa cara merawat kulit kering yang dapat dicoba, antara lain:

  • Menggunakan sabun dan produk perawatan kulit berbahan kimia ringan atau tidak bersifat iritatif, misalnya yang tidak mengandung pewangi atau antibakteri
  • Membatasi waktu mandi maksimal 15 menit dan sebaiknya gunakan air bersuhu hangat saat mandi
  • Menghindari gerakan menggosok kulit terlalu kencang saat mandi
  • Mengoleskan pelembap setelah mandi dan setiap kali kulit terasa kering
  • Menggunakan produk berbahan dasar petroleum jelly atau minyak, karena dapat memerangkap cairan agar tidak cepat menguap dari kulit

2. Kulit berminyak

Kulit berminyak biasanya terlihat kusam atau berkilau dan memiliki pori-pori besar. Tipe kulit ini juga lebih mudah berkomedo dan muncul jerawat. Kulit bisa lebih berminyak ketika kelenjar minyak (kelenjar sebasea) di kulit menghasilkan terlalu banyak sebum.

Ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang lebih rentan mengalami kulit berminyak, di antaranya faktor genetik, stres, udara lembap, dan perubahan hormon, misalnya pada remaja yang memasuki masa pubertas.

Kulit berminyak dapat dirawat dengan beberapa cara berikut ini:

  • Menggunakan produk perawatan berlabel bebas minyak atau noncomedogenic yang tidak menyumbat pori-pori
  • Mencuci wajah 2 kali sehari, khususnya saat kulit wajah berkeringat
  • Menghindari memencet jerawat karena dapat meninggalkan bekas luka yang sulit hilang
  • Menggunakan produk perawatan kulit berbahan dasar air agar tidak membuat kulit semakin berminyak dan mencegah munculnya jerawat

3. Kulit normal

Kulit normal umumnya tampak merona, tidak kusam, berminyak, atau kering, serta tidak memiliki banyak kerutan. Tipe kulit normal juga lebih mudah dirawat daripada jenis kulit lainnya.

Jika kulit Anda termasuk tipe kulit normal, Anda hanya perlu rutin menggunakan pelembap berbahan dasar air yang bersifat ringan dan tidak lengket untuk menjaga kelembapan alami kulit.

4. Kulit sensitif

Kulit sensitif sering kali ditandai dengan kulit yang terasa gatal, terbakar, kering, dan kemerahan. Untuk merawat atau mengatasi kulit sensitif, Anda bisa mengikuti beberapa langkah perawatan kulit berikut ini:

  • Mengenali dan menghindari faktor pemicu iritasi kulit, misalnya suhu panas atau dingin, paparan debu, atau bahan kimia yang bersifat iritatif
  • Menggunakan pembersih dengan bahan alami yang baik untuk kulit sensitif, seperti lidah buaya, chamomile, atau teh hijau
  • Menghindari produk yang mengandung alkohol, sabun, pewangi, dan zat asam
  • Memilih produk khusus kulit sensitif yang berlabel hypoallergenic

Selain itu, pemilik kulit sensitif juga sebaiknya memilih produk dengan kandungan bahan kimia rendah. Hal ini dikarenakan semakin sedikit bahan kimia yang terkandung, semakin rendah pula risiko iritasi kulit yang mungkin terjadi.

5. Kulit kombinasi

Jenis kulit ini bisa tergolong kering atau normal di beberapa bagian, tetapi berminyak di area hidung, dahi, dan dagu. Kulit kombinasi biasanya terlihat mengkilat dengan pori-pori lebih besar dan mudah berkomedo.

Anda perlu lebih cermat saat merawat kulit kombinasi, karena bagian yang berminyak dan kering atau normal harus dibersihkan dengan cara yang berbeda. Berikut ini adalah beberapa langkah merawat kulit kombinasi yang dapat Anda lakukan:

  • Menggunakan produk perawatan khusus kulit berminyak di bagian kulit yang berminyak
  • Menggunakan pelembap hanya di bagian kulit yang kering atau normal
  • Memilih produk yang mengandung alpha hydroxy acids (AHA) dan beta hydroxy acids (BHA)
  • Menghindari produk yang mengandung alkohol atau pewangi

Selain dengan beberapa cara khusus di atas, perawatan kulit secara umum juga penting dilakukan untuk semua jenis kulit, yaitu menggunakan tabir surya, tidak merokok, minum air putih, membersihkan wajah sebelum tidur, dan menghindari paparan sinar matahari langsung. Anda juga perlu mencukupi asupan nutrisi, seperti vitamin, mineral, protein, lemak sehat, dan antioksidan, agar kulit senantiasa sehat.

Apabila kulit Anda bermasalah atau masih bingung dengan cara merawat kulit sesuai jenisnya, Anda dapat berkonsultasi dengan dokter kulit.

6 Cara Memerahkan Bibir secara Alami

Memerahkan bibir secara alami bisa menjadi solusi untuk menghilangkan bibir yang terlihat kusam dan gelap, yang mana kondisi ini bisa mengganggu penampilan, bahkan menurunkan kepercayaan diri. Tidak hanya dengan eksfoliasi bibir, menjaga bibir tetap lembap juga penting untuk membuat bibir tampak merah alami.

Setiap orang memiliki warna bibir yang berbeda-beda. Namun, warna bibir yang kemerahan dianggap sebagai warna bibir yang paling ideal. Kondisi inilah yang membuat beberapa orang mencari cara memerahkan bibir secara alami.

Beragam Cara Memerahkan Bibir secara Alami

Bibir kusam dan gelap bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari kebiasaan merokok hingga terpapar sinar matahari dalam waktu yang lama. Untuk mengatasinya, ada berbagai cara memerahkan bibir secara alami yang bisa Anda lakukan, yaitu:

1. Lakukan eksfoliasi bibir

Eksfoliasi dengan membuang kulit bibir yang terkelupas bisa dilakukan untuk memerahkan bibir secara alami. Caranya adalah dengan mengoleskan sedikit gula atau setetes madu pada bibir, kemudian gosok secara perlahan. Setelah itu, keringkan bibir dengan handuk atau kain bersih dan oleskan pelembap bibir.

Meski cukup efektif, jangan lakukan eksfoliasi lebih dari 2 kali dalam seminggu untuk mencegah bibir mengalami iritasi.

2. Hindari kebiasaan menggigit bibir

Sebagian orang kerap menggigit bibirnya untuk memerahkan bibir. Padahal, kebiasaan tersebut justru bisa membuat bibir pecah-pecah, terluka, bahkan berdarah. Oleh karena itu, sebagai cara memerahkan bibir secara alami, hindari kebiasaan menggigit bibir.

3. Hentikan kebiasaan merokok

Beberapa penelitian mengungkapkan bahwa kebiasaan merokok bisa berdampak buruk bagi kesehatan kulit, termasuk bibir. Merokok juga dapat menyebabkan bibir menjadi hitam sebab akan meningkatkan produksi zat melanin atau pewarna kulit pada bibir.

Oleh karena itu, untuk memerahkan bibir secara alami dan tentunya mendapatkan tubuh yang sehat, hentikan kebiasaan merokok mulai dari sekarang juga.

4. Minum banyak air putih

Cara lain untuk memerahkan bibir secara alami adalah dengan memenuhi kebutuhan cairan tubuh, yaitu dengan minum air putih setidaknya 2 liter atau setara dengan 8 gelas setiap harinya. Dengan demikian, bibir pun menjadi merah merona, sehat, dan tidak kering.

5. Lindungi bibir dari paparan sinar matahari

Perubahan warna pada bibir juga bisa disebabkan oleh paparan sinar matahari. Untuk menghindarinya, sekaligus sebagai cara memerahkan bibir secara alami, Anda bisa menggunakan pelembap bibir dengan kandungan minimal SPF 15 atau lebih.

6. Pastikan bibir tetap lembap

Agar bibir tetap lembap, pulaskan pelembap bibir atau lip balm sehingga bibir tidak kering, bersisik, dan pecah-pecah.

Untuk mendapatkan bibir yang lembap sekaligus sebagai cara memerahkan bibir secara alami, Anda bisa menggunakan pelembap bibir alami, seperti minyak kelapa, cocoa butter, dan petroleum jelly, sehingga bibir tetap lembap sepanjang hari.

Beberapa cara di atas bisa menjadi pilihan bila Anda ingin memerahkan bibir secara alami tanpa menggunakan kosmetik yang mengandung bahan-bahan kimia. Namun, jika tidak juga membuahkan hasil atau Anda menginginkan hasil yang lebih cepat, konsultasikanlah dengan dokter. Dengan begitu, dokter bisa memberikan penanganan yang sesuai.

7 Cara Menghilangkan Bibir Hitam agar Makin Percaya Diri

Cara menghilangkan bibir hitam bisa dilakukan dengan mengubah kebiasaan buruk yang mungkin tidak disadari. Selain itu ada banyak cara mudah dan praktis lainnya yang bisa membuat bibir menjadi cerah dan sehat.

Salah satu cara menghilangkan bibir hitam dalam waktu yang singkat dan paling mudah adalah mengoleskan lipstik berwarna merah atau pink ke bibir. Namun, cara ini hanya bersifat sementara karena lipstik bisa hilang dan bibir menjadi terlihat hitam kembali.

Berbagai Cara Menghilangkan Bibir Hitam dan Mencegahnya

Selain menggunakan lipstik, berikut ini adalah beberapa cara menghilangkan bibir hitam sekaligus cara mencegahnya:

1. Kurangi konsumsi minuman berkafein

Perubahan warna bibir menjadi lebih gelap bisa disebabkan oleh banyak hal. Salah satunya yang mungkin tidak disangka-sangka adalah sering mengonsumsi minuman panas mengandung kafein, seperti kopi atau teh. Mengurangi frekuensi konsumsi minuman tersebut bisa menghilangkan warna gelap atau hitam di bibir.

Lebih baik perbanyak konsumsi air putih. Dengan mengonsumsi air putih setidaknya 8 gelas per hari, kelembapan bibir tetap terjaga sehingga masalah bibir kering dan bibir menghitam bisa diminimalkan.

2. Hindari menggigit dan menjilat bibir

Kebiasaan menggigit dan menjilat bibir terlalu sering juga bisa membuat bibir menjadi berwarna gelap. Oleh karena itu, hilangkanlah kebiasaan buruk ini untuk membuat bibir kembali ke warna semula.

3. Jangan merokok

Tidak hanya menyebabkan munculnya garis-garis kerutan pada area sekitar bibir saja, merokok juga bisa menyebabkan warna bibir menjadi hitam. Hal ini karena panas dari rokok berpotensi membakar kulit bibir. Akibatnya, bibir terluka dan timbul pigmentasi kulit. Inilah yang menyebabkan perokok memiliki warna bibir yang hitam.

4. Lindungi bibir dari sinar matahari

Terlalu sering terpapar sinar matahari ternyata juga berpotensi membuat warna bibir menjadi lebih gelap. Sinar matahari mampu membakar dan membuat bibir menjadi kering, sehingga menjadikannya terlihat lebih gelap.

Untuk mengurangi hal tersebut, tidak ada salahnya mencoba cara menghilangkan bibir hitam dengan rajin mengoleskan tabir surya di bibir. Tabir surya bisa didapatkan dari penggunaan lip balm yang memiliki SPF 30 atau lebih.

5. Periksa kandungan lipstik yang dipakai

Saat membeli lipstik, perhatikan kandungan lipstik yang tertera di label kemasan. Anda disarankan untuk menghindari penggunaan lipstik yang mengandung isopalmityl diglyceryl sebacatericinoleic acid, asam lemak dipentaerythritol, dan tar batubara.

Kandungan-kandungan tersebut bisa saja menimbulkan terjadinya reaksi alergi pada bibir yang bisa menyebabkan bibir menjadi hitam.

6. Pijat bibir

Selain menghindari kebiasaan di atas, cara menghilangkan bibir hitam yang ampuh lainnya adalah dengan memijat bibir. Memijat bibir bisa meningkatkan aliran darah ke daerah tersebut sehingga membuat warnanya cerah. Agar lebih efektif, Anda disarankan memakai minyak almon atau es batu saat memijat.

7. Hilangkan sel kulit mati pada bibir

Untuk menghilangkan warna hitam atau gelap di bibir, Anda bisa mengelupas sel kulit mati di bibir menggunakan bahan alami. Caranya, campurkan gula dan madu kemudian oleskan ke bibir secara merata dan gosok bibir perlahan-lahan dengan gerakan melingkar.

Cara tersebut mampu merangsang produksi kolagen baru pada bibir sekaligus memperlambat proses penuaan pada bibir, sehingga bibir terlihat lebih cerah.

Cara menghilangkan bibir hitam di atas bisa Anda coba untuk mendapatkan warna bibir yang lebih cerah. Jika Anda memiliki kebiasaan yang dapat menjadi  penyebab bibir hitam, sebaiknya segera hentikan kebiasaan buruk tersebut, agar bibir dapat kembali ke warna asal.

Bila berbagai cara tersebut sudah dilakukan tetapi bibir hitam tak kunjung hilang, Anda bisa berkonsultasi ke dokter. Konsultasi bisa dilakukan dengan mudah melalui Chat Bersama Dokter agar Anda mendapatkan cara menghilangkan bibir hitam yang sesuai.

shiowla

shiowla

shiowla

shiowla

shiowla

shiowla

shiowla

shiowla

Shiowla

Shiowla

https://www.sarah-ramos.com/

https://www.vrajajournal.com/

https://www.amigaliza.org/

https://www.rootsieestlasteliit.org/

https://www.norasprings.org/

https://www.seattleblackpride.org/

matauangslot

matauangslot

matauangslot

matauangslot

6 Cara Mencegah Bibir Kering

Cara mencegah bibir kering tidak hanya dengan penggunaan pelembap bibir, tetapi juga melalui kebiasaan sehari-hari seperti minum air putih secara rutin. Dengan begitu, kelembapan bibir tetap terjaga dan keluhan bibir kering bisa terhindari.

Kulit di bibir cenderung lebih tipis dan sensitif dibandingkan bagian tubuh lain, karena tidak memiliki kelenjar minyak. Hal ini membuat bibir lebih mudah kering dan pecah-pecah. Namun, bibir kering bisa dihindari dengan langkah pencegahan yang tepat.

Cara Mencegah Bibir Kering

Berikut ini adalah beberapa cara mencegah bibir kering yang dapat Anda lakukan:

1. Mengoleskan pelembap bibir

Pelembap bibir (lip balm) dapat mempertahankan kelembapan bibir, sehingga bibir tidak mudah kering. Anda disarankan untuk mengoleskan pelembap bibir sebelum menggunakan lipstik, sebelum pergi ke luar rumah, saat akan tidur, atau setiap bibir terasa mulai kering.

Pilihan pelembap bibir di pasaran ada beragam, tetapi sebaiknya hindari produk pelembap yang mengandung perasa, parfum, mentol, atau asam salisilat bila bibir Anda sensitif atau mudah pecah-pecah.

Anda bisa menggunakan pelembap bibir yang mengandung petroleum jelly, ceramide, shea butter, atau minyak biji jarak.

2. Menggunakan tabir surya bibir

Selain dapat melembapkan, pastikan pula pelembap bibir yang digunakan mengandung tabir surya dengan SPF minimal 30 agar bibir terlindungi dari paparan sinar matahari. Ini penting untuk diperhatikan karena paparan sinar matahari langsung bisa membuat bibir cepat kering.

3. Minum air putih yang cukup

Untuk mencegah bibir kering dan pecah-pecah, Anda harus mengonsumsi air putih yang cukup. Biasakan untuk minum air putih minimal 8 gelas setiap hari agar tubuh terhidrasi dengan baik dan kelembapan bibir terjaga.

Cara mengukur apakah tubuh Anda terhidrasi dengan baik atau tidak adalah dengan melihat warna urine. Jika warnanya terlihat kuning muda atau nyaris bening, berarti kebutuhan cairan tubuh Anda telah tercukupi.

4. Menghentikan kebiasaan menjilat bibir

Kebiasaan menjilat bibir tidak membuat bibir menjadi lembap, tetapi justru membuatnya kering. Pasalnya, air liur yang digunakan untuk membasahi bibir dapat menghilangkan kelembapan dari kulit bibir sehingga bibir lebih mudah kering.

5. Menggunakan humidifier

Menjaga kelembapan udara di dalam ruangan dengan humidifier bisa menjaga kelembapan kulit bibir, terutama jika Anda memiliki kebiasaan mengorok saat tidur. Hal ini karena bernapas melalui mulut juga bisa membuat bibir lebih cepat kering.

6. Menghindari zat pemicu iritasi dan alergi

Sama halnya ketika memilih pelembap bibirAnda juga harus teliti saat membeli kosmetik bibir. Hindari kandungan dalam kosmetik bibir yang bisa menyebabkan alergi atau iritasi, seperti paraben, parfum, camphor, dan mentol.

Begitu pula dengan makanan pedas atau mengandung banyak garam. Hindari makanan ini karena dapat mengiritasi permukaan bibir atau menghilangkan kelembapan alami bibir.

Cara mencegah bibir kering di atas bisa membuat bibir terlihat lebih lembap dan sehat. Namun, bibir kering sebenarnya kondisi yang normal bila hanya terjadi sesekali.

Anda tidak perlu terlalu khawatir jika bibir terasa sangat kering. Bisa jadi ini akibat cuaca dan kondisi udara yang dingin atau kering, bisa juga karena pengaruh obat-obatan tertentu, misalnya isotretinoin yang umum dipakai untuk mengobati jerawat.

Jika bibir Anda sedang kering dan pecah-pecah, jangan tergoda untuk mengelupasnya. Kebiasaan ini akan membuat keluhan bibir kering bertambah parah dan proses penyembuhannya menjadi lebih lama.

Bila keluhan bibir kering kerap terjadi dan cara mencegah bibir kering di atas tidak efektif, sebaiknya Anda berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.

Penyebab Kantung Mata dan Cara Mengatasinya

Kantung mata umumnya terjadi seiring bertambahnya usia. Meski tidak menimbulkan rasa sakit, namun kantung mata dapat mengganggu penampilan karena membuat wajah terlihat lelah dan lebih tua.

Kantung mata terjadi karena adanya penumpukan cairan yang diakibatkan melemahnya jaringan di sekitar mata, termasuk otot penopang kelopak mata.

Memahami Penyebab Kantung Mata

Salah satu penyebab paling umum terjadinya kantung mata adalah kurang tidur. Hal ini karena kurang tidur cenderung menyebabkan pembuluh darah di bawah kulit tipis mata melebar dan menciptakan warna gelap. Pembuluh darah yang melebar ini dapat menyebabkan penumpukan cairan di sekitar mata, sehingga terbentuk kantung mata.

Selain kurang tidur, hal-hal yang juga dapat menjadi penyebab terjadinya kantung mata adalah sebagai berikut:

  • Alergi
    Pada rinitis alergi, terjadi peradangan di hidung oleh karena reaksi alergi. Gejala yang timbul meliputi bersin-bersin dan mata berair, dapat diiringi dengan timbulnya kantung mata dan lingkaran hitam di bawah mata.
  • Penuaan
    Penuaan dapat menyebabkan munculnya kantung mata karena seiring bertambahnya usia, otot dan struktur jaringan di sekitar mata melemah. Kulit juga akan mulai mengendur dan cairan akan mulai berkumpul di bagian bawah mata. Selain itu, lemak yang berada di sekitar mata juga akan bergerak ke daerah sekitar bawah mata sehingga terlihat bengkak atau membentuk kantung mata.
  • Pola makan yang tidak baik
    Kekurangan cairan dan rendahnya asupan protein tidak hanya dapat memengaruhi kesehatan, tapi juga dapat memengaruhi area bawah mata Anda.
  • Stres
    Stres dapat menyebabkan kulit dan jaringan tubuh menjadi lemah, hal ini juga dapat terjadi pada jaringan kulit di sekitar mata. Ketika jaringan kulit di sekitar mata melemah, maka kantung mata dapat terbentuk karena penumpukan cairan.

Kantung mata dan lingkaran hitam pada mata juga dapat disebabkan oleh kebiasaan merokok, terlalu banyak mengonsumsi kafein dan alkohol,

Beragam Cara Mengatasi Kantung Mata

Timbulnya kantung mata dapat dicegah di antaranya dengan tidur sekitar 8 jam sehari. Anda juga disarankan untuk minum air putih yang cukup, setidaknya 8 gelas sehari. Hindari makanan dan minuman yang mengandung kafein dan kadar alkohol tinggi. Jika alergi merupakan penyebab kantung mata, maka sedapat mungkin hindari faktor pencetus alergi tersebut.

Jika Anda telah melakukan hal tersebut dan kantung mata masih tetap ada, atasi masalah kantung mata dengan melakukan hal-hal berikut ini.

  • Kompres mata selama 10 hingga 15 menit dengan air dingin atau es batu yang dibalut kain. Kompres mata dengan mentimun atau wortel dingin yang sudah dilapisi kain, atau kantung teh hijau yang sudah didinginkan juga dapat membantu.
  • Mulailah untuk menjaga pola makan dan asupan gizi Anda, cukupi asupan vitamin dan mineral agar kebutuhan gizi Anda tercukupi.
  • Hindari penggunaan garam berlebihan pada makanan Anda. Dengan mengurangi asupan garam, penumpukan cairan pada tubuh dapat diminimalkan.
  • Beberapa perawatan untuk mengurangi kerutan pada wajah dapat membantu mengurangi kantung mata. Prosedur yang dapat dilakukan, misalnya suntikan fillerpeeling wajah, hingga laser resurfacing.
  • Selain perawatan dari dokter kecantikan, mengurangi kantung mata dapat dilakukan melalui prosedur operasi yang dinamakan blepharoplasty atau operasi kelopak mata. Prosedur ini biasanya dilakukan untuk usia di atas 35 tahun.

Namun, sebelum melakukan prosedur apa pun untuk mengatasi kantung mata, sebaiknya konsultasi dengan dokter mengenai risiko, prosedur, dan efek samping operasi kelopak mata, serta riwayat kesehatan Anda.

Lakukan upaya mencegah kantung mata dengan gaya hidup sehat. Untuk mengatasi kantung mata yang sudah telanjur muncul, coba lakukan beberapa saran di atas. Konsultasi ke dokter jika kantung mata dirasa sangat mengganggu dan perlu tindakan penanganan lebih lanjut.

Manfaat Sperma untuk Wajah, Ini Faktanya

Manfaat sperma untuk wajah dipercaya bisa mengatasi jerawat dan tanda-tanda penuaan dini, seperti keriput dan garis halus. Padahal, manfaat sperma untuk kesehatan dan kecantikan kulit wajah belum terbukti efektif, bahkan bisa menyebabkan efek samping.

Banyaknya klaim mengenai manfaat sperma untuk wajah memicu timbulnya pertanyaan mengenai kebenaran akan adanya khasiat sperma untuk kulit. Pada akhirnya, sebagian orang penasaran dan ingin mencoba mengoleskan sperma pada kulit wajahnya.

Nah, daripada hanya menduga dan mengikuti tren yang ada, sebaiknya Anda ketahui dulu fakta di balik manfaat sperma untuk wajah sebelum memutuskan untuk menggunakannya sebagai perawatan kulit.

Fakta mengenai Manfaat Sperma untuk Wajah

Cairan sperma atau air mani mengandung banyak zat kimia, antara lain:

  • Protein dan asam amino
  • Vitamin C
  • Kalsium
  • Fruktosa dan glukosa
  • Natrium
  • Kalium
  • Magnesium
  • Urea
  • Zinc

Di dalam air mani, terdapat banyak sperma yang terkandung beragam enzim dan antioksidan, seperti superoxide dismutase (SOD), glutathione, spermine, protease, dan kallikrein.

Berkat berbagai kandungannya tersebut, sperma dianggap bisa membantu menjaga kesehatan dan kecantikan kulit wajah. Kandungan spermine misalnya, memiliki sifat antioksidan dan antiperadangan yang diyakini dapat mengangkat sel kulit mati pada kulit, sehingga noda bekas jerawat dan flek hitam dapat pudar.

Senyawa zinc pada sperma juga diketahui bisa mengatasi kemerahan kulit (redness). Selain itu, vitamin C, spermine, zinc, dan senyawa lainnya pada sperma diyakini dapat melindungi kulit dari efek radikal bebas, meningkatkan produksi kolagen, dan memperbaiki jaringan kulit. Dengan begitu, tampilan garis halus dapat memudar dan masalah penuaan teratasi.

Namun, manfaat sperma untuk wajah hingga saat ini belum terbukti efektivitas dan keamanannya. Terlepas dari manfaat tersebut, penting untuk diingat bahwa fungsi sperma itu sendiri adalah untuk membuahi sel telur agar terjadi kehamilan.

Risiko Penggunaan Sperma untuk Kulit Wajah

Kesimpulannya, manfaat sperma untuk wajah belum terbukti efektif. Alih-alih mendapatkan kulit yang sehat, penggunaan sperma pada wajah dan kulit berisiko memicu reaksi alergi yang ditandai dengan kulit kemerahan, perih, gatal, bentol-bentol, dan bengkak.

Tidak hanya itu, penggunaan sperma pada kulit dan wajah berisiko tinggi menyebabkan penyakit menular seksual, seperti HIV, hepatitits B, sifilis, dan gonore. Sperma yang terinfeksi HPV juga bisa berisiko menyebabkan kutil pada wajah.

Untuk mencegah terjadinya penyakit tersebut, Anda dianjurkan untuk tidak menggunakan sperma pada wajah serta menghindari perilaku seksual yang berisiko, seperti sering berganti pasangan seksual.

Daripada mencoba menggunakan sperma untuk wajah yang tidak aman dan belum terbukti efektif, Anda sebaiknya merawat kulit wajah dengan menggunakan produk skincare yang sudah terbukti aman untuk kulit dan sesuai dengan jenis kulit.

Manfaat sperma untuk wajah merupakan salah satu mitos tentang kulit yang jangan Anda percaya lagi. Bila Anda mendapatkan informasi tentang kesehatan kulit dan ingin memastikan kebenarannya, tanyakan saja langsung dengan dokter melalui Chat Bersama Dokter. Konsultasi ini dapat dilakukan kapan pun, tanpa perlu keluar rumah.

Fakta di Balik Mitos Seputar Pemutih Kulit

Ada banyak mitos seputar pemutih kulit yang masih beredar dan dipercaya  oleh banyak orang hingga saat ini. Padahal, mitos tersebut belum tentu benar dan justru bisa membuat orang-orang keliru dalam menggunakan produk pemutih kulit.

Kulit putih dan bersih merupakan dambaan hampir setiap orang. Tak hanya membuat penampilan semakin menarik, kulit putih juga bisa meningkatkan rasa percaya diri. Berbagai jenis produk pemutih kulit pun kini banyak beredar di pasaran dan dapat Anda peroleh dengan mudah.

Namun, sebelum menggunakan produk pemutih kulit, ada baiknya Anda mengetahui mitos dan fakta seputar pemutih kulit terlebih dahulu. Hal ini karena mitos yang beredar sering kali salah dan menyebabkan pemutih kulit tidak digunakan dengan tepat.

Berbagai Mitos Seputar Pemutih Kulit dan Fakta di Baliknya

Berikut ini adalah beberapa mitos tentang pemutih kulit dan fakta yang ada di baliknya:

1. Pemutih kulit aman dipakai saat sedang beraktivitas di luar ruangan

Pernyataan ini belum tentu benar, sebab sebagian produk pemutih kulit biasanya mengandung zat aktif, seperti AHA dan asam kojic, yang bisa menimbulkan efek samping berupa iritasi kulit dan kulit menjadi sensitif  apabila terpapar sinar matahari.

Oleh karena itu, Anda tetap perlu menggunakan tabir surya dengan kandungan minimal SPF 30 saat sedang menggunakan pemutih kulit dan beraktivitas di siang hari.

Tabir surya dapat melindungi kulit dari paparan radiasi sinar UV yang dapat menyebabkan penuaan dini dan kanker kulit. Bila memungkinkan, gunakan juga pelindung lainnya, seperti topi bertepi lebar, kacamata hitam, dan payung, saat beraktivitas di luar ruangan.

2. Produk pemutih kulit yang mahal pasti lebih bagus

Ini adalah mitos belaka. Produk pemutih kulit yang lebih mahal belum tentu selalu lebih baik daripada produk yang lebih murah. Hal ini karena pada dasarnya, kandungan setiap produk pemutih kulit hampir sama.

Pemutih kulit yang dijual di toko biasa bisa jadi lebih efektif daripada krim pemutih kulit yang dijual di toko-toko ternama. Hal ini tergantung pada cocok atau tidaknya jenis kulit pengguna dengan produk tersebut.

3. Semakin banyak jenis kandungan pemutih kulit yang dipakai, akan semakin baik

Hal ini tidak selalu benar. Beberapa zat dalam produk pemutih kulit justru tidak dapat bekerja dengan efektif atau malah berisiko menyebabkan iritasi kulit saat digunakan bersamaan.

Contohnya adalah mengombinasikan produk perawatan wajah yang mengandung retinoid dan AHA. Kedua zat ini memiliki manfaat yang serupa, yaitu membuat kulit tampak lebih cerah. Namun, menggunakannya secara bersamaan dapat membuat kulit mudah kering dan iritasi.

Bila Anda tetap ingin memasukkan produk dengan kandungan tersebut ke dalam rutinitas perawatan wajah, sebaiknya gunakan secara bergantian setiap harinya dan hentikan bila muncul masalah pada kulit, seperti iritasi atau kemerahan.

4. Kulit menjadi lebih putih dengan cepat adalah hal yang baik

Mitos ini tidak benar, sebab Anda justru perlu berhati-hati dengan produk yang mengklaim bisa memutihkan kulit dengan sangat cepat.

Pemutih kulit yang memberikan hasil cepat bisa saja mengandung suatu zat dengan kadar yang terlalu tinggi atau justru mengandung zat berbahaya, seperti merkuri.

Biasanya, beberapa bahan yang mampu mencerahkan kulit, seperti asam kojic dan akar licorice mulai menunjukkan hasil setelah 2–4 minggu pemakaian.

5. Hidrokinon aman digunakan

Hidrokinon merupakan salah satu zat pemutih kulit yang bekerja dengan cara menghambat produksi melanin. Namun faktanya, bahan ini dapat menimbulkan efek samping berbahaya, mulai dari hiperpigmentasi, iritasi kulit, kanker kulit, hingga kerusakan ginjal.

Efek samping ini merupakan alasan mengapa hidrokinon tidak diperbolehkan untuk ditambahkan di dalam produk pemutih kulit yang dijual bebas dan hanya boleh digunakan sesuai resep dan petunjuk dokter.

6. Semakin banyak digunakan, kulit akan semakin putih

Pernyataan ini belum tentu benar. Oleh karena itu, pastikan Anda membaca terlebih dahulu kandungan dan petunjuk penggunaan yang tertera di kemasan. Bila perlu, konsultasikan ke dokter terkait komposisi, cara penggunaan, risiko, dan aturan untuk menghentikan penggunaan produk tersebut.

7. Kulit putih identik dengan wanita cantik

Tidak sedikit orang yang masih merasa bahwa penampilannya akan lebih menarik bila memiliki kulit putih. Bahkan, anggapan ini diperkuat oleh iklan beberapa produk pemutih kulit.

Padahal, kecantikan seseorang tidak hanya dilihat dari warna kulitnya saja. Tumbuhkan rasa percaya diri dengan apa yang Anda miliki. Dengan begitu, kecantikan akan terpacar dengan sendirinya.

Fakta mengenai mitos pemutih kulit di atas dapat membantu Anda agar tidak salah informasi dan tidak langsung percaya pada informasi yang tidak jelas kebenarannya. Agar lebih aman, konsultasikan ke dokter untuk menentukan jenis pemutih kulit yang cocok untuk kondisi kulit Anda.

Penggunaan Antibiotik untuk Jerawat dan Tips Mengatasinya

Antibiotik untuk jerawat umumnya digunakan sebagai salah satu cara untuk mengatasi jerawat membandel yang disebabkan infeksi bakteri. Namun, penggunaannya harus sesuai dengan instruksi dokter. Selain dengan menggunakan obat, ada banyak cara lain untuk mengatasi jerawat.

Wanita lebih rentan berjerawat daripada pria. Meski terlihat ringan, jerawat dapat menimbulkan dampak cukup serius secara psikologis, mulai dari penurunan rasa percaya diri hingga depresi

Jerawat biasanya disebabkan oleh penyumbatan folikel rambut oleh minyak dan sel kulit mati. Selain itu, beberapa hal lain juga dapat menyebabkan munculnya jerawat, yaitu produksi minyak berlebih, peningkatan aktivitas hormon, dan infeksi bakteri.

Cara Bakteri Memicu Munculnya Jerawat

Berjerawat atau tidak, normalnya memang terdapat bakteri pada permukaan kulit manusia. Namun, pada kondisi tertentu, jumlah bakteri di kulit bisa meningkat secara tiba-tiba, terutama pada remaja yang sedang memasuki masa pubertas dan wanita yang memasuki masa menstruasi atau sedang hamil.

Meningkatnya jumlah bakteri pada folikel rambut, terutama di bagian wajah, leher, dada, dan punggung, akan membuat tubuh memproduksi sel-sel untuk melawan infeksi. Kondisi ini akhirnya menyebabkan terjadinya peradangan berupa iritasi dan kemerahan pada kulit yang memicu munculnya jerawat.

Folikel rambut yang tersumbat bakteri pada akhirnya akan pecah dan menyebabkan peradangan semakin menyebar ke jaringan di sekitarnya.

Penggunaan Antibiotik untuk Jerawat

Antibiotik kerap digunakan untuk mengobati jerawat yang disebabkan oleh bakteri. Penggunaan antibiotik mampu meredakan peradangan akibat kulit berjerawat dengan membunuh bakteri penyebab timbulnya jerawat.

Meski demikian, tidak semua jenis jerawat perlu diobati menggunakan antibiotik, karena pengobatan jerawat umumnya tergantung usia, tingkat keparahan jerawat, dan riwayat pengobatan jerawat sebelumnya. Antibiotik hanya digunakan untuk mengatasi jerawat yang berisiko meninggalkan bekas atau jerawat yang tergolong parah.

Antibiotik untuk jerawat ada yang berbentuk oles (topikal) dan ada juga yang langsung diminum (oral). Antibiotik topikal berfungsi untuk membunuh bakteri pada area kulit yang berjerawat, sedangkan antibiotik oral membunuh bakteri dari dalam pori-pori kulit secara keseluruhan.

Ada beberapa pilihan antibiotik yang dapat diresepkan dokter untuk mengatasi jerawat, yaitu:

  • Clindamycin berfungsi untuk memperlambat dan menghentikan pertumbuhan bakteri pada kulit berjerawat. Obat ini tersedia dalam bentuk obat oles dan obat minum.
  • Erythromycin digunakan untuk membunuh bakteri penyebab infeksi pada kulit dan mengatasi gangguan kulit jangka panjang.
  • Doxycycline merupakan antibiotik oral golongan tetracycline yang bekerja menghentikan pertumbuhan bakteri penyebab jerawat. Obat ini dapat bekerja secara optimal jika diminum saat perut kosong, yaitu 1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan bagi penderita sakit maag.

Penggunaan antibiotik untuk jerawat harus sesuai dengan anjuran dan resep dokter. Hal ini dikarenakan penggunaan antibiotik yang tidak tepat atau sembarangan bisa meningkatkan risiko resistensi antibiotik

Selain itu, ibu hamil hendaknya lebih berhati-hati, sebab sebagian antibiotik dapat menyebabkan gangguan pada kehamilan dan janin, sehingga perlu dihindari.

Penggunaan antibiotik untuk jerawat mungkin akan digabungkan dengan obat oles yang mengandung retinoid atau benzoyl peroxide guna meningkatkan efektivitas pengobatan dan menurunkan risiko terjadinya resistensi antibiotik.

Tips Mengatasi Jerawat

Untuk membantu mengatasi jerawat, Anda perlu memperhatikan dan merawat kebersihan kulit dengan lebih baik. Berikut ini adalah beberapa tips yang perlu Anda ikuti untuk mengatasi kulit berjerawat:

  • Bersihkan kulit menggunakan sabun yang bersifat ringan dan berbahan lembut. Hindari sabun yang banyak mengandung wewangian dan bersifat antiseptik karena dapat membuat kulit lebih kering, bahkan iritasi pada kulit yang sensitif.
  • Hindari melakukan scrubbing atau menggosok kulit secara berlebihan saat membersihkan kulit yang berjerawat.
  • Gunakan produk untuk kulit yang telah diuji secara dermatologis dan bersifat non-komedogenik, sehingga aman dan tidak menyumbat pori-pori kulit.
  • Hindari menyentuh, menggaruk, atau memecahkan jerawat sendiri, karena dapat menyebabkan infeksi semakin meluas dan menimbulkan bekas jerawat.
  • Rutin mencuci tangan dengan sabun dan air bersih.
  • Rutin membersihkan rambut dengan sampo, terutama jika Anda memiliki jenis rambut berminyak.
  • Bersihkan wajah sebelum tidur, terutama jika menggunakan make up.

Penggunaan antibiotik untuk jerawat sebaiknya disertai dengan langkah-langkah di atas agar jerawat yang mengganggu dapat segera teratasi. Namun, perlu Anda ingat pula bahwa penggunaan antibiotik harus mengikuti instruksi dan di bawah pengawasan dokter kulit agar pengobatan dapat efektif dan Anda terhindar dari risiko efek samping.

Jika Anda memiliki jerawat membandel dan berniat menggunakan antibiotik untuk jerawat, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu kepada dokter. Anda bisa melakukannya melalui Chat Bersama Dokter. Nantinya, dokter akan memberikan saran yang sesuai dengan kondisi Anda.